ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut
narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa
Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita
pendek.
Dalam
kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis pmsa lama dan prosa baru.
A. Prom lama
meliputi
1.
dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita
pelipur lara
B. prosa
barn meliputi
1. cerita
pendek
2.
roman/novel
3. biografi
4. kisah
5.
otobiografi
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra
antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca
fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri
peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat
di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih
datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan
masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing
sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan
sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar
terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari
generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini.
ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi
disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan
:
1. Figura
bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata
yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.









0 komentar:
Posting Komentar